Keselamatan

Yohanes 3 : 16

KRISISNYA NASIONALISME DI ANTARA MAHASISWA GUNADARMA KHUSUSNYA TERHADAP BUDAYA INDONESIA

0 komentar
Nasionalisme berasal dari kata nation artinya bangsa, jadi nasionalisme adalah rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air. Sejarah mengatakan bahwa para anak muda Indonesialah yang mendorong supaya Negara Indonesia merdeka, dimana para pemuda mendesak tokoh-tokoh Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan, terlibat dengan perdebatan yang panjang pemuda menculik Ir soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke rengasdengklok, disanalah konsep kemerdekaan dibahas dengan sungguh-sungguh meskipun banyak refisi yang pada akhirnya dikumandangkan kepada seluruh bangsa Indonesia mulai dari sabang sampai merauke yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945, melalui media cetak dan radio, pada saat itu Indonesia hanya mempunyai radio, yang sampai saat ini radio tersebut dinamakan radio RRI. Kepedulian anak muda bangsa saat itu bukanlah hanya itu saja tetapi dengan adanya sumpah pemuda mempekokoh kemerdekaan Indonesia memperjuangkan terhadap bangsa-bangsa, sumpah pemuda dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober yang berbunyi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, bertumpah darah satu yaitu tanah air Indonesia, bahasa satu yaitu bahasa Indonesia. Tidak begitu heran bahwa keterlibatan pemuda dalam pembentukan Negara Indonesia yang kita cinta ini. Mungkin tanpa pemuda yang mendorong tokoh yang tua Indonesia membentuk kemerdekaan, bisa saja Indonesia belum merdeka sampai saat ini dari penjajahan oleh para kolonial ! . pergerakan pemuda pada saat itu menentukan kelanjutan akan Negara Indonesia.
Kita sebagai warga Negara Indonesia, sebagai pemuda khususnya mahasiswa gunadarma apa yang telah kita perbuat untuk Negara Indonesia? Makna kemerdekaan bagaimana kita menyikapinya? , kita tidak dituntut berperang tapi harus mengisi kemerdekaan ! .
Hasil penulusuran yang saya lakukan terhadap beberapa mahasiswa, saya bertanya dengan logat yang tidak asing logat batak mereka tertawa begitu keras, isi beberapa pertanyaan saya seperti berikut: a. teman-teman apa sih yang kalian ketahui tentang nasionalisme itu? Dua menit hening dan diam sejenak mereka berpikir, teman disamping saya bertanya pada dirinya, “apa ya nasionalisme? “, teman yang didepan saya duduk menjawab, apa sih pertanyaanmu itu kayak seperti anak fakultas hukum saja? Lalu disamping kanan saya menjawab menurut saya sih nasionalisme itu “wujud cinta kita terhadap bangsa Indonesia”, teman yang lainnya diam, tidak tahu diam karena tidak mengerti atau tidak peduli itulah dalam pikiranku. Lalu pertanyaan kedua “apakah makna kemerdekaan Indonesia bagi teman-teman?. Saat mengutarakan pertanyaan tersebut teman yang duduk di depan saya bercanda mengatakan “memangnya Indonesia sudah merdeka ya bro? dengan menggunakan logat batak, lalu teman-teman tertawa, mendengar cara logat yang dipakainya sebab dia bukan orang batak. Orang yang duduk disamping kanan saya menjawab “ bagi saya sih makna kemerdekaan itu , saya bisa sekolah, bebas mengutarakan pendapat, dan bebas berekspresi, banyak lagi bro yang tidak bisa disebutkan satu persatu, inti banyak bangat”, lalu saya menjawab terima kasih itu jawaban yang bagus. Bagaimana apa ada jawaban yang lain dari teman-teman! Sepuluh menit berlalu, teman-teman tidak ada yang menjawab, aku mengajak mereka menjawab dengan logat batak “ayolah teman-teman kalian pasti bisa jangan malu-malulah samaku?”. Tiba-tiba teman diam pakum itu menjawab “ aku tidak mengerti fred!”, ok lah kalau begitu sahut saya pada mereka. Tiba-tiba pada saat itu hujan, jadi kami tidak bisa pulang harus menunggu hujan sampai reda. Lalu aku mengajukan pertanyaan lagi pada mereka,dengan senyum yang tidak asing, teman-teman aku bertanya lagi nih, “menurut teman-teman mana yang lebih mudah kalian pelajari budaya kalian masing-masing atau budaya sekarang yang datang dari Negara lain yang tidak ada aturannya?”, sambil gosok tangan kerena dinginnya buat mengantuk, yo teman-teman siapa yang bisa jawab, kalau ada yang jawab hujan ini pasti reda dengan nada bercanda. Teman yang suka menjawab mengatakan “bisa aja kamu fred, kayak dukun aja kamu”, dengan muka yang serius, tapi hati tertawa manatapi meraka. Kedua kalinya mengulangi pertanyaan tersebut , seorang menjawab “ menurut saya fred saya lebih mudah mengikuti budaya sekarang dari Negara lain, daripada budaya saya sendiri”, memangnya kenapa kamu mengatakan seperti itu? Dia menjawab lagi “karna lebih mudah mempelajarinya, dan aturannya tidak terlalu banyak, bisa sesuka hati, apalagi dalam perkembangan teknolgi sekarang apa saja mudah didapat”. Jadi kamu tidak cinta budaya sendiri? “kalau bisa diperbolehkan fred saya tidak suka fred?. Hatiku seakan hancur terhanyut air mendengar jawabannya, baaiklah friend terimaksih atas jawabanmu. Setelah dia selesai menjawab tiba-tiba hujan reda, lalu seorang dari antara kami mengatakan “ benar fred yang kamu katakan”, sahutku iya , tapi kamu cinta budaya Indonesia gak? , fred saya kurang suka, tidak tahu kenapa!.
Melangkah demi langkah, setiap kami pulang ketempat masing-masing, merenung dan merenung di angkot atas jawaban meraka, dalam hati bertanya “kenapa ya mereka nasionalismenya semakin berkurang, budaya sendiri tidak mau mempelajarinya? Kenapa……..kenapaaaaa! sejenak aku mengingat bahwa pengaruh budaya asing menusuk pikiran generasi muda sekarang, gimana ya kalau orang yang tidak mengerti sama sekali budaya Indonesia ?. Dibenak teringat banyak anak muda Indonesia khusunya remaja yang hidupnya di jalanan, kemana Negara Indonesia ini dibawa orang yang belajar saja tidak suka daripada mereka?, itulah yang timbul dalam hatiku. Gara-gara melamun, tempat saya turun sudah lewat, kira-kira setengah kilometer, pak ester uda lewat ya? Jawab supir “ uda mas”, pak…..pak saya turun disini saja pak. Turun dari angkot, berjalan sampai ke tempat kos-kosan , bulat tekadku mengajak mereka memperkenalkan budaya bangsa Indonesia dan sejarah perjuangan para pemuda dalam merebut kemerdekaan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?. Dengan mengajak para pemuda, berarti mendorong terwujudnya pembangunan nasional, Negara lain akan menghormati bangsa Indonesia tercinta.