Keselamatan

Yohanes 3 : 16

MENJELANG SEA GAMES XXVI WAKIL PRESIDEN TURUN TANGAN

0 komentar
                   Sea Games ke- XXVI , Indonesia diterpilih sebagai tuan rumah. Ini merupakan suatu kebanggaan untuk seluruh rakyat Indonesia, ajang ini memperlombakan berbagai macam olahraga. Setelah Negara Indonesia terpilih sebagai tuan rumah, menjadikan PR buat pemimpin Negara untuk menata setiap fasilitas yang digunakan oleh Negara yang berkompetisi, mulai dari arena, pemain, transportasi, dan wisma. PR belum selesai , masalah sililih berganti, korupsi wisma atlet memperlambat dari program yang telah di rencanakan. Kunjungan wakil presiden Boediono ke palembang , menimbulkan kotroversi antara rakyat sipil dan pemerintah. Rakyat menuntut kepada gubernur penggangtian atas tanah milik rakyat yang telah dibangun tempat wisma dan arena. Kunjungan Boediono meminta gubernur sumatera selatan agar mempercepat pembangunan seluruh fasilitas untuk Sea Games kali ini, Boediono menyaksikan dan meminta penjelasan kepada Gubernur Sumatera Utara kenapa pembangunan fasilitas begitu lambat, padahal pelaksanaan Sea Games tinggal satu bulan lagi. Fasilitas yang dikunjungi Boediono diantaranya adalah stadion jakabaring, aquatic, lapangan tennis, lapangan menembak, wisma atlet, venue gulat dan angkat besi. Dari seluruh yang fasilitas yang ada, Boediono mengatakan lapangan tennis yang sudah siap pakai. Boediono mengungkapkan “ini hajatan nasional yang membawa nama bangsa, bukan acara lokal milik Sumatera Selatan saja, semua harus diselesaikan pada waktunya. Diminta komitmen dari para pelaksana, termasuk TNI dan Polri. Jangan sampai ada masalah tersembunyi dan baru diketahui nanti.
               Boediono menghimbau seluruh panitia penyelenggara di Palembang untuk terus bekerja keras mengejar ketinggalan pembangunan. Gubernur Alex Noerdin pun diminta bersiaga 24 jam untuk memonitor seluruh pekerjaan pembangunan tersebut. Dirumah kediaman Gubernur Sumatera Selatan , wakil Presiden Boediono meminta Gubernur siaga 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu untuk memonitor dan terus mempersiapkan. Intinya harus sukses.
              Bapak Boediono berpesan sebelum kembali ke Jakarta, pengadaan peralatan akan dimonitor. Akan ada monitoring terus menerus mulai dari perlengkapan, pembangunan (venue) dan hal lainnya